Bambang Narsono, wali murid siswa kelas 5 SD di salah satu sekolah negeri di kawasan Jakarta Timur, membagi temuannya. Dia mengaku banyak menemukan cerita di buku pelajaran anak SD yang membuat tercengang.
"Saya baca di buku cetakan Widya Utama PLBJ, isinya membuat tercengang, karena membentuk karakter. Waktu anak saya kelas 1 SD ada cerita Si Angkri. Isinya hanya kekerasan, membentuk karakter dengan kalimat 'membunuh'. Anak kelas 1 SD sudah bisa membaca hal tersebut, dan itu tidak dilepaskan dari perebutan wanita," tutur Heru Narsono.
Hal itu disampaikan dia dalam jumpa pers di kantor Indonesia Corruption Watch (ICW), Jl Kalibata Timur, Jakarta, Jumat (13/4/2012).
Kemudian saat anaknya kelas 2 SD, di buku PLBJ dengan penerbit yang sama terdapat kisah 'Bang Maman dari Kali Pasir'. Memang tidak tercantum istilah istri simpanan. Tutur katanya lebih halus, di mana hanya ditampilkan seorang wanita disuruh mengganggu pernikahan suatu pasangan supaya bercerai.
"Disuruh mengaku hamil. Inti dalam cerita ini, ada perselingkuhan, menghalalkan segala cara, anak kita sudah diajarkan," ucap Heru.
Kemudian di kelas 3 ada bacaan yang mengajarkan sadisme. Di mana ditampilkan cerita Rosim yang seorang pembantu disiksa oleh majikannya.
"Ada kata-kata badan Rosim ditusuk konde oleh Nyonya Van der Klop. Karena Rosim melakukan kesalahan. Van der Klop makin marah, tangannya diikat dengan sobekan kain dengan minyak tanah. Sobekan kain tersebut kemudian dibakar. Detail, itu sadisme dengan detail yang jelas," terang Heru.
Heru juga menemukan cerita di buku pelajaran kelas 5 SD yang bak sinetron kejar tayang. Ini cerita tentang Juragan Boing. Dikisahkan ada kejadian juragan ini punya karyawan yang sedang sakit, kemudian sang juraga melihat ada anak karyawan yang cantik. Tapi juragan ini sudah punya istri dan anak. Nah, anak juraga juga menaruh hati ke anak karyawannya.
"Lalu dia bilang ke istrinya ingin melamar. Kecewalah si anak, dikira melamar untuk dirinya. Ternyata untuk bapaknya. Ini bahkan dibuat sandiwara. Anak-anak diberi tugas untuk melakukan sandiwara ini. Perannya, istri ingin dimadu, suami ingin beristri dua, anak yang kecewa," papar Heru.
"Karena ini Betawi, anak saya bertanya, 'apakah orang Betawi seperti ini?' Saya jawab tidak semua. Ini tidak perlu dicontoh karena ini legenda, cerita rakyat. Anak kita sudah dibentuk karakternya. Kelas 5 ini yang terbaru, perebutan seorang wanita dengan ilmu silat. Lagi-lagi ada hal kekerasan, wanita, kekuasaan," tambahnya.
Heru melanjutkan, di kelas 5, anaknya menggunakan 2 buku paket untuk IPS yaitu Widya Utama dan Dian Rakyat. Anak Heru bertanya saat akan tes unit tentang tahun lahir Pattimura. Ternyata ada dua data, karena di buku terbitan Widya Utama disebut 1785. Sedangkan terbitan Dian Rakyat disebut 1783.
"Lalu tentang keanekaragaman suku Indonesia. Di terbitan Dian, suku bangsa Flores ada di Riau. Cetakan Widya ada di Pulau Fores. Ini contoh kesalahan yang bisa lolos," ucap Heru.
sumber :http://news.detik.com/read/2012/04/13/165116/1892038/10/duh-istri-simpanan-perebutan-wanita-sadisme-di-buku-anak-sd?991101mainnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar